Sering
kali kita dengar suatu kalimat Yang berkonutasi pesimistis berbunyi “ Minat
baca siswa/i itu sangatlah kurang “, Kita dapat mengiyakan hal tersebut,
melihat beberapa fakta yang ada, seperti sedikit kita jumpai teman siswa/i yang
membawa apalagi membaca buku, dan bagi teman-teman pengurus OSIS pastilah
mengetahui fakta bahwa hampir sebagian besar kelas tidak dapat disiplin dalam
menulis karya tulis di mading kelas setiap minggunya, sehingga serig terjadi
keterlambatan penerbitan di mading umum karena sedikitnya karya yang terkumpul
dan juga akibat karya yang terkumpul tidak dapat memenuhi kualifikasi untuk
dapat diterbitkan di mading umum, sehingga harus menunggu karya di minggu
selanjutnya.
Namun
dalam pandangan penulis, kurangnya minat literasi siswa/i selain disebabkan karena
faktor internal pada diri setiap siswa/i yang tidak mempunyai kecintaan
terhadap buku, juga disebkan karena ketidak lengkapan sarana pendukung berupa
perpustakaan, perpustakaaan di sini tidak lain hanya sebatas gudang penyimpanan
buku-buku yang berdebu karena tidak adanya orang yang jangankan sampai membaca,
melihat-lihat pun tidak ada, hal tersbut menurut hemat penulis di sebabkan
karena buku-buku yang di pajang di perpustakaan di dominasi oleh buku-buku
eksak, buku paket yang tidak digunakan dan buku-buku bermuatan berat lainnya,
karena hal tersebut, etos baca siswa akan kecil karena sulit untuk siswa dapat
menyukai buku-buku eksak semacam itu, seharusnya perpustakaan dapat menyediakan
buku yang lebih berfariasi seperti buku dongeng, novel, dan sebagainya selain
itu buku di Indonesia secara umum masih dianggap sebagai barang eksklusif bagi
orang-orang yang yang dianggap akedemis, serius, kutu buku, dan lain-lain,
apalagi kita yang hidup di lingkungan pesantren yang tidak di beri legalitas
untuk mengoprasikan handphone.
Pengalaman
yang saya dapati juga dapat menjadi bukti bahwa sebenarnnya bukan minat bacanya
yang kurang namun buku yang hendak dibaca tidak tersedia, saya mempunyai suatu
kontrak dengan seorang penjual buku, dengan kontrak bagi hasil, saat saya
menawarkan buku tersebut kepada teman-teman siswa/i, ternyata anemo mereka
terhadap buku yang saya tawarkan cukup besar.
Dilihat
dari fakta tersebut maka kelengkapan perpustakaan merupakan hal yang sangatlah
penting , bukan hanya ada dari segi bangunannya saja, namun bagaimana
perpustakaan bisa dihidupkan dengan kegiatan-kegiatan keilmuan seperti diskusi,
bedah buku dll. Namun hal tersebut belum dapat terealisasi di tempat kita.
Perpustakaan di sini ibarat jasad tanpa ruh artinya bangunannya ada namun
manajemen dan kegiatanyya yang mangkrak, kalau hal seperti itu belum bisa
teratasi maka apakah benar minat baca yang tidak ada ?, ataukaah perpustakaanya
yang hampa.
Nobody (Tinta Hitam)
keren
BalasHapus